GURU

GURU MENJADI TONTONAN DAN TUNTUNAN
(Oleh mbah Kardi)

Guru                                  
            Siapa sebenarnya guru itu? Pertanyaan ini agak menggeltik karena bernada aneh alias elok bin ajaib. Namun siapa tahu ada diantara kita yang belum tahu siapa guru itu. Pengertian tentang guru ada dua, yaitu pengertian guru secara umum dan pengertian guru secara khusus. Pengertian guru secara umum adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru-guru seperti ini harus mempunyai semacam kualifikasi formal. Dalam definisi yang lebih luas, setiap orang yang mengajarkan suatu hal yang baru dapat juga dianggap seorang guru.
Sedangkan pengertian guru secara khusus dikaitkan dengan suatu keyakinan tertentu atau menunjuk daerah tertentu misal dalam agama Hindu, guru merupakan simbol bagi suatu tempat suci yang berisi ilmu (vidya) dan juga pembagi ilmu. Seorang guru adalah pemandu spiritual/kejiwaan murid-muridnya. Dalam agama Buddha, guru adalah orang yang memandu muridnya dalam jalan menuju kebenaran. Murid seorang guru memandang gurunya sebagai jelmaan Buddha atau Bodhisattva. Orang India, China, Mesir, dan Israel menerima pengajaran dari guru yang merupakan seorang imam atau nabi. Oleh sebab itu seorang guru sangat dihormati dan terkenal di masyarakat serta menganggap guru sebagai pembimbing untuk mendapat keselamatan dan dihormati bahkan lebih dari orang tua mereka. (Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas).
Dari pengertian tentang guru tersebut yang akan dibicarakan lebih lanjut adalah pengertian guru secara umum utamanya pengertian guru sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku di negara kita. Menurut Undang-Undang Guru dan Dosen, yang dimaksud guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,dan pendidikan menengah.




Guru menjadi tontonan
            Seseorang yang berprofesi sebagai guru harus mampu berperan sebagai tontonan bahkan dapat menjadi idola paling tidak menjadi idola anak didiknya.
Hal ini penting bagi seorang guru karena sangat diperlukan dalam kiprahnya di sekolah maupun di masyarakat. Seorang guru yang tidak dapat menunjukkan dirinya sebagai totonan, dia diragukan profesinya sebagai guru. Pertanyaanya adalah tontonan yang bagaimana yang harus ditunjukkan oleh guru? Jangan salah, guru tidak diminta jadi pemain sinetron atau pertunjukan yang lain.
            Hampir setiap hari seorang guru bertatap muka dengan siswanya. Dia berdiri di muka kelas dengan segala garak-gerik, berlenggang-lenggok sebagai manifestasi gaya mengajar. Segala tindakan yang dilakukan guru di muka kelas secra langsung maupun tidak langsung guru mempertontonkan dirinya. Sedangkan siswa yang ada di hadapanya sebagai pihak yang menonton. Sebagai pihak yang ditonton, guru tentu tidak sembarangan dalam penampilanya.
            Penampilan guru harus sebaik mungkin sehingga dapat membuat penonton atau siswa merasa senang, nyaman, tidak risi (enjoi). Dengan demikian ketika siswa menerima pelajaran mereka merasa tidak terganggu. Harapan lebih lanjut kalau siswa sudah merasa enjoi di dalam kelas, mereka dapat dengan mudah menerima pelajaran.
            Pada dasarnya tontonan yang harus ditunjukkan oleh guru adalah tontonan yang dengan mudah diketahui oleh siswa. Hal ini lebih pada penampilan yang sifatnya konkrit atau kasat mata. Penampilan yang sifatnya kasat mata, biasanya menyangkut kegiatan bersolek. Pakain misalnya, seorang guru harus berpakaian rapi. Apabila sang guru ini adalah laki-laki, pilihlah potongan baju yang sopan. Tidak terlalu mepet dan tidak terlalu kedodoran. Sedangkan apabila sang guru ini adalah wanita, pilihlah potongan baju yang sopan, Baju dan rok tidak terlalu mepet terlebih rok jangan terlalu tinggi.
Sepatu misalnya, seorang guru baik pria maupun wanita hendaknya menggunakan sepatu standar (bukan sepatu sandal) dengan hak sepatu yang wajar. Tidak menggunakan sepatu yang haknya terlalu tinggi. Setiap akan berangkat sekolah, bersihkan sepatu syukur disemir secara berkala. Rambut misalnya, seorang guru harus  rajin menyisir rambut, kalau perlu pakai minyak rambut. Khusus untuk guru wanita, gunakan mik-ap sewajarnya, agar tidak tampak norak. Pilihlah jenis mik-ap yang mendukung kesehatan. Rawatlah badan dengan baik misal olah raga teratur, makan minum teratur, tidak suka begadang, sehingga badan tetap terlihat sehat dan tampak atlitis.
Hilangkanlah kebiasaan yang tidak disenangi oleh orang di sekitar kita seperti berjalan tidak wajar, duduk jegang, kentut disembarang tempat, meludah di sembarang tempat, makan di sembarang tempat, merokok di sembarang tempat. Mengeluarkan kata-kata pun perlu diatur. Jangan suka mengeluarkan kata-kata jorok, mengumpat, membentak,  dan penampilan lain yang mengundang siswa/orang tidak simpati kepada guru.

Guru menjadi tuntunan
            Disamping menjadi tontonan, guru harus dapat menjadi tuntunan. Guru menjadi tuntunan ini dibedakan menjadi dua, yaitu tuntunan yang sifatnya formal dan tuntunan yang sifatnya non formal. Tuntunan ini cenderung pada pemberian contoh tauladan kepada anak didiknya. Semua guru harus mampu memberi tuntunan baik tuntunan yang bersifat formal maupun yang bersifat non formal.
Tuntunan bersifat mormal mengacu pada definisi guru menurut undang-undang yang berlaku. Mengingat guru didefinisikan  guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,dan pendidikan menengah.
Dengan demikian tuntunan yang disampaikan oleh guru adalah :
Mendidik, yaitu pekerjaan yang harus dipikul oleh guru untuk mengarahkan anak-anak didik dalam  belajar dan dalam  berprilaku yang baik, baik itu dikelas atau di masyarakat. Guru harus  mengarahkan anak-anak bersifat yang positif dan menjauhkan anak berprilaku yang buruk, atau berprilaku negatif. Guru haruslah cerdik menciptakan suasana belajar yang menyenagkan bagi anak tersebu, sehingga dengan mendidik yang baik atau cara mengajar yang bagus, maka terciptalah sifat anak yang positif baik itu dalam  belajar maupun dalam  berprilaku di masyarakat.
Marilah kita didik tunas muda harapan bangsa.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

KREASI SISWA SDN JAMBE DI UJIAN PRAKTEK 2018

PMTAS